PENJELAJAH WAKTU, sebuah refleksi iman

Semalam aku naik mesin waktunya Doraemon yang diset mundur 2000 tahun kebelakang.....

Mesin mendarat mulus di bukit kecil tidak jauh dari sebuah kota, tepat saat sebuah peristiwa terjadi (belakangan kutau itu kota Yerusalem). Aku melihat kesibukan orang sedang membersihkan tiga sosok mayat telanjang yang terbujur di tanah berbatu. Ada yang menarik. Satu dari tiga sosok mayat itu tampak paling mengenaskan. Bersimbah darah, kulit dan daging di sekujur tubuhnya hancur terkelupas seperti dikuliti. Kedua pergelangan tangan dan dekat mata kakinya berlubang seperti bekas ditembusi pasak besi. Wajahnya sulit kukenali karena bibir serta kelopak matanya rusak tercabik. Darah kental dari luka yang menganga akibat duri duri semak yang ditancapkan di seputar kepalanya memenuhi cekungan mata. Di bawah rusuk samping uluhatinya ada luka tikam yang masih mengalirkan cairan  merah kekuningan. Aku lihat ada beberapa wanita bersimpuh meratapi mayat yang hancur ini. Salah seorang tampak membelai rambut panjang si mayat yang masih tersisa di kepalanya.
Aku dengar dari bisik bisik penonton, mayat itu adalah seorang lelaki muda (k.l. 33 th) yang dihabisi massa dengan cara dipaku tergantung selama hampir 5 jam pada tiang kayu sampai ajal menjemputnya. Rasa penasaran memaksaku mencari info apa yang sebenarnya terjadi.
Seorang kakek di sudut kota bercerita bahwa lelaki muda itu telah dituduh menghujat Allah, mengecam para pemuka agama dan menistakan agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Yahudi ketika itu. Betapa dalam kurun waktu 3 tahun terakhir dari sisa hidupnya lelaki muda itu menempati ruang ruang kebencian dalam hati para pemuka agama, para ahli Taurat serta orang orang Farisi dan Saduki (sekte garis keras dalam Yudaisme). 3 tahun lamanya para ‘haters’ nya berupaya dengan segala cara untuk menghentikan dia, kendati apa yang dibuat dan disampaikan sang lelaki muda itu adalah kebenaran semata. Ketika fanatisme dan keagungan diri para ‘haters’ ini terusik, maka kebenaran apapun dilihat sebagai anomali ajaran yang harus dihentikan. Darahnya dihalalkan, orang banyakpun diprovokasi.

Lanjut si kakek, lelaki muda ini dicokok kemarin senja melalui sebuah konspirasi saat dia sedang berdoa. Sepanjang malam sampai tengah hari lelaki muda itu disiksa dengan cara yang tidak pantas kuceritakan, dan diadili sebanyak enam kali. Pengadilan kilat ! Hasilnya, para pemuka agama, para penguasa, para imam dan ahli Taurat gagal membuktikan tuduhannya. Pontius Pilatus, gubernur Roma untuk wilayah Yudea dimasa itu yang sampai 3 kali mengadilinya berpendapat bahwa tidak ditemukan alasan apapun untuk menghukum lelaki muda itu. Pilatus berniat untuk melepaskannya namun niat dan upayanya "kalah kencang" dengan suara pemuka agama, para ahli Taurat dan orang banyak yang berdemo menuntut kematian si lelaki muda.
Akhirnya Pilatus harus merelakan lelaki muda itu dipermalukan dengan digiring dalam keadaan 'telanjang' sambil memikul "patibulum" salibnya sepanjang jalan kota Yerusalem sambil terus dipukuli jatuh bangun, dicambuk dengan 'flagrum' dan diludahi dibawah tatapan seluruh warga kota sebelum tiba di bukit tempat eksekusi matinya. 

Jam nuklir di mesin waktu Doraemon saat itu menunjukkan waktu pk 16.00 hari Jum'at. Jadi sudah lebih dari 20 jam lelaki itu disiksa sejak ditangkap sampai dia meregang nyawa. Mayatnya yang sudah tak karuan bentuknya itu diturunkan dari tiang maut untuk dikuburkan sebelum matahari terbenam (tanda dimulainya hari Sabbath).

Sampai disitu aku terjaga. Tanganku gemetar. Ternyata aku bermimpi. Alarm HP memaksa aku ‘return to the future’. Sambil melipat kasur aku masih sempat merenung....
Diantara orang banyak yang kulihat, tentu ada mereka yang pernah menerima kebaikan dan kasih dari si lelaki muda. Banyak yang sudah dibebaskan dari kelaparan dan penyakit, cengkeraman iblis bahkan belenggu kematian. Namun di saat peritiwa itu semua orang seolah menjadi suci dan gagah, lupa pada ketidakberdayaan mereka sebelumnya. Tanpa disadari mereka telah merampas hak Sang Khaliq atas hidup matinya si lelaki muda. Tragis...

Northland Ancol Residence, 20 Feb 2017

Comments

Popular posts from this blog

PELA sebagai sebuah sistem kekerabatan di Maluku

FLAGRUM

CICAK BASAH