CICAK BASAH
Tulisan ini adalah sebuah refleksi iman saya didasarkan pada sekelumit pengalaman di awal masa tugas saya sebagai Site Representative Mgr. sebuah perusahaan konstruksi di wilayah lingkar tambang emas Gosowong, Halmahera Utara. Pernah saya post pada akun FB dalam sebuah "trilogi".
![]() |
Site meeting pertama di Gosowong Mining |
Episode KESATU tentang kisah kebaikan:
Ngomong2 soal kebaikan, saya harus bilang bhw sepanjang hari ini saya banyak menerima perlakuan baik dan hormat dari warga Halmahera tanpa saya minta.
"Masalah" mulai muncul dlm perjalanan pulang dari bandara Kao di HalUt menuju dermaga speed di Sofifi. Taksi dari Tobelo-Sofifi yg biasanya banyak, senja itu seperti "lenyap", padahal jam di HP saya baru menunjukkan pk 19.21 WIT. Saya beruntung krn sepotong ikan gorofa goreng dgn sambal dabu2 masak ''made by" mama tua di dusun Baringin su malintang pata dalam poro... Orang bilang "makang bunu" hahaeee ! ππ
Su tunggu amper 2 jam di dusun Baringin, Malifut, oto Sofifi tetap tarada. Telpon anggota di Tobelo tanya oto Sofifi, dia bilang oto terakhir su barangkat.... selesai sudah, tra tau mo kamana lai π
Kurang lebih stenga jam kemudian ada oto satu lewat dan saya stop dgn harapan inilah sang oto terakhir. Tapi ternyata bukan. Sopir bataria, "Tarada Om ini oto Jailolo !" Dengan lesu saya melambai, otopun berangkat meninggalkan saya yang terus berpaling ke arah jalan dari Tobelo. Tapi entah kenapa tiba-tiba saya merasa ada oto di belakang saya. Ternyata oto Jailolo tadi bale mundur ke tempat saya berdiri, lalu sopir mengajak saya naik. "Om iko saja sampe simpang Tetewang (pertigaan jalan cabang Sofifi, Sidangoli, Tobelo). Biasa di muka pos tentara di Tetewang itu ada oto Sofifi. Om dudu jo dimuka deng kita..." π³π³
Di dalam oto ada 2 orang laki2 paruh baya yang mau ke Sidangoli, jadi kami berempat. Sepanjang jalan kami bacarita rame, apalagi beberapa kali kami bersua dengan ular patola yg melintang "menghangatkan diri" di tengah jalan. Satu jam kemudian kami sampe di Dodinga, Tetewang. Ketika saya mau beranjak turun sopir bilang, "Om dudu saja, nanti 'ta antar sampe di jalan tengada Maba, HalTim. Biasa disana tu oto Sofifi banya".
Saya diturunkan di muka pos polisi lalu oto putar bale kearah Sidangoli dan Jailolo.
Ujang ampas cukup tebal waktu saya badiri tunggu oto di muka pos polisi, sampe seorang Haji paruh baya dengan songkok dan kain sarung mendatangi saya lalu mengajak saya menunggu di beranda rumahnya. "Kasiang Om, jang tunggu disitu. Om su babasa tu, nanti sakit." Jujur saja saya kaget dengan ajakannya. Tulus. Tidak dibuat buat. Dia menemani saya ngobrol sambil menunggu oto Sofifi.
Oh iya, saya hampir lupa cerita bhw logat bicara saya memang agak lain dengan logat Ternate-Halmahera, dan lawan bicara saya langsung bisa menebaknya. Om/Bapa dari Ambon ka ? Dua lelaki dalam oto tadi juga bisa menebak, sekarang Haji paruh baya ini juga menebak logat bicara saya. "Bapa dari Maluku Tengah'oo..." Saya mengiakan. Dari cara bicaranya saya menduga dia tau saya seorang Kristen. Nadanya justru makin halus dan sama sekali saya tidak merasa ada "ketidak-sukaan" karena perbedaan iman itu, malah dia memanggil istrinya untuk buatkan saya segelas teh tawar panas. Jujur, saya terhenyak dan terharu. Mata saya terasa panas dan pandangan mendadak buram.
Episode KEDUA tentang kisah kebaikan:
Teh panas habis setengah gelas, ada oto dari Maba. Spontan Haji paruh baya ini berlari kejalan menghentikannya. Lalu Haji teriaki saya yg masih berkutat dengan teh panas itu. "Bapa, oto Sofifi ni. Naik sudah !" Dia menyalami saya sambil membukakan pintu oto. Berangkat Sofifi, hampir pk 22.30 WIT....
Disamping sopir duduk seorang lelaki yang dari logatnya saya tau dia orang Batak. Kami berkenalan sambil banyak bercerita. Dia marga Manik, seorang anggota TNI yang bertugas di Maba. Saya tidak mau usil tanya ttg pangkat dan kesatuannya. Saya lbh cemas memikirkan apakah masih ada speed ke Ternate diatas pk 23, apalagi ujang ampas tinggal bage tra putus2... π₯΄
Mendakati Sofifi, 'lae' Manik ini tiba2 bilang, "kalau bapa tugas dan mampir di Tobelo, bapa usahakan temui Danramil Tobelo, Mayor 'P'. Bilang saja Manik yang kenalkan dan minta bapa temui dia. Jangan takut, Mayor 'P' ini orang baik. Dia kesayangan Bupati Tobelo" (lalu dia memberi nomor telpnya, juga nomor telp sang Danramil). "Jangan kuatir kalau bapa ada kesulitan di Tobelo, bicara saja dengan Danramil". Buset dah... ada apa dgn saya sepanjang siang sampe menjelang tengah malam ini ? Koq tanpa diminta saya menerima banyak kebaikan da pertolongan dari orang2 yg tidak saya kenal ! Cukupkah ? Ternyata belum... πππ
![]() |
Dermaga speed Sofifi, malam |
Melepas ketegangan, saya berjalan menyusur jalur tambat sampai ke ujungnya sambil menikmati sebatang MLD kesukaan saya. Sepi. Sampai akhirnya seorang anak muda tegap datang menghampiri saya dan bilang, "Bapa mo pi Ternate o ? So tarada speed, bapa. Tapi kalo bapa mau tunggu, sadiki 'ta pe kawan datang. Dia masih di muka dermaga, torang mau pi Ternate ambe orang eso pagi. Bapa iko deng torang jo..." π³π³
Ada apa dengan saya ini ? Kurang lebih 5 menit kemudian kawannya datang dan menyiapkan mesin speed. Mereka mempersilakan saya naik. Saya sendiri ! Mimpi apa saya ? Speed mulai meluncur perlahan keluar buoy dgn 1 mesin. Selepas buoy barulah 3 mesin dihidupkan dan speed "terbang di kuli aer" dengan kecepatan penuh menuju Ternate...ππ
Episode KETIGA tentang kisah kebaikan:
Speed meluncur dengan kecepatan penuh. Beberapa kali mesin terbatuk-batuk sehingga perjalanan sedikit tersendat, namun sang juru motor dengan sigap "mengobati" si mesin yg batuk..π₯΄π₯΄
Raungan suara mesin tidak memungkinkan kami saling berbicara. Sambil menikmati pukulan ombak di badan speed, saya merenung. Kilas balik mengenangkan pengalaman saya sepanjang siang sampai tengah malam itu.
Berapa kali sudah saya menerima kebaikan dari orang2 yang tidak saya kenal ? Berapa kali saya ditolong disaat saya berada dalam kesulitan ? Berapa kali saya disapa orang saat saya berada dalam kesesakan ?
Speed terus "terbang" mengantar saya menuju dermaga Semut, Mangga Dua, Ternate. Saya mendarat dengan selamat, dan saat saya menyodorkan ongkos kedua anak muda tadi menolak halus dengan bilang bhw tujuan mereka bukan "mengangkut penumpang", tapi mau menjemput orang besok pagi. Lagi2 saya terhenyak. Saya menyalami mereka dan meninggalkan dermaga Semut, cari ojek menuju tempat kost saya di Skep, Salahudin.
Jam menunjukkan pk 01 pagi saat saya tiba di kost, saya langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan badan. Ketika saya menyalakan lampu kamar mandi seekor cicak jatuh ke bahu saya terus meluncur ke lubang closet. Saya meraih gayung dan berniat menyiram closet supaya sang cicak hanyut ke dalam septic tank. Saat itu saya merasa ada bisikan dalam hati saya, mencegah saya berbuat begitu. Saya mematung dengan gayung penuh air di tangan, memandang cicak yang megap-megap berusaha naik dari lubang peturasan closet namun sia-sia krn kakinya basah shg tidak bisa melekat pada dinding closet.... Tanpa sadar tangan saya bergerak ke lubang peturasan, meraih sang cicak yg tidak berdaya itu lalu meletakkannya pada ambang angin-angin kamar mandi.
Saat meletakkan sang cicak, mata saya basah. Saya menangis. Saya mendadak merasa bersalah krn berniat menyiram dan menghanyutkan cicak itu kedalam closet. Ingatan tentang sejumlah kebaikan yang saya terima sepanjang hari tadi seperti menampar muka saya. Seolah memaki niat sadis saya.
![]() |
Senja di pantai Sidangoli, Halmahera |
Sungguh, sorot mata sang cicak menyadarkan saya bahwa ternyata TUHAN ada beserta dengan saya. TUHAN mendengar doa saya. TUHAN tidak membiarkan saya berjalan sendirian. TUHAN sungguh menuntun saya dengan cara-Nya yang ajaib, DIA melakukannya melalui tangan-tangan sesama yang tidak saya kenal, bahkan melalui mereka yang TIDAK SEIMAN dengan saya. Trus koq saya tega membalas semua dgn niat jahat membunuh cicak lemah itu.. Lebaykah saya ? Ya, mungkin saya sedang "lebay" pagi ini. Tapi gpp lah, sabodo teuing...
Kalau saya merasa kuat dan sombong pasti hal-hal itu akan terasa "lebay", tapi kalau saya mau merendahkan hati, maka saya tidak lagi melihat itu sebagai sesuatu yang "lebay" sebaliknya mata hati saya terbuka dan menyadari bahwa saya ini lemah, gak beda dgn cicak basah tadi. Saya sadar bahwa SAYA SERING LUPA PADA TUHAN tapi sebaliknya TUHAN TIDAK PERNAH MELUPAKAN SAYA. DIA TETAP MEMELIHARA SAYA meski diluar pengetahuan saya.... πͺ
Dankje, cicak basah krn kamu dipakai TUHAN buat mengingatkan saya atas penyelenggaraan dan pemeliharaan-Nya sepanjang hari ini.....
Ternate 23112020
Comments
Post a Comment